Perintah untuk berkurban ternyata memiliki sejarah qurban yang cukup menarik dari masa ke masa. Simak cerita selengkapnya berikut!
Ibadah qurban dilaksanakan pada saat hari raya Idul Adha, yaitu di tanggal 10 Zulhijah hingga tiga hari kedepan. Ibadah qurban tersebut diperintahkan dengan memiliki sejarah qurban dari masa ke masa, salah satunya adalah di masa Nabi Ibrahim AS.
Di artikel kita kali ini akan tidak hanya akan membahas mengenai sejarah qurban pada masa Nabi Ibrahim tetapi juga dari masa ke masa. Mau tau apa saja sejarahnya? Simak informasinya berikut ini:
Sejarah Qurban di Masa Nabi Ibrahim
Perintah untuk berkurban kepada seluruh umat muslim yang mampu mulanya diturunkan kepada Nabi Ibrahim AS yang termasuk nabi terbaik dan mendapatkan julukan ulul azmi.
Cerita tersebut dimulai dari keinginan Nabi Ibrahim akan hadirnya seorang putra dan tidak hanya menjadi sejarah qurban tetapi juga sejarah pelaksanaan ibadah haji hingga air zamzam.
Diceritakan bahwa dahulu Nabi Ibrahim menginginkan seorang putra. Bahkan hingga usianya menua, beliau masih belum memiliki keturunan. Akan tetapi, Nabi Ibrahim tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah SWT untuk dianugerahi seorang putra yang soleh.
Karena doanya yang sungguh-sungguh dan kesabarannya, akhirnya Allah mengabulkan doa tersebut. Istri kedua Nabi Ibrahim yang bernama Siti Hajar akhirnya melahirkan seorang putra yang kemudian diberi nama Ismail.
Tentu saja, Nabi Ibrahim sangat menyayangi putra satu-satunya yang sudah dinantikannya cukup lama itu. Akan tetapi, beberapa lama kemudian Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Siti Hajar dan Ismail ke Mekah. Kemudian mereka bermukim di sana yang nantinya akan di bangun Ka’bah sebagai kiblat salat umat muslim di seluruh dunia.
Sejarah Air Zamzam
Kota Mekah merupakan kota yang dengan padang pasir dan tandus. Mataharinya juga sangat menyengat sehingga tidak ada pepohonan ataupun sumber air. Siti Hajar merasa risau karena tidak ada cukup air yang bisa digunakan untuk diminum oleh Ismail yang masih bayi.
Apalagi mereka harus hidup berdua di sana tanpa Nabi Ibrahim karena itu adalah perintah Allah SWT. Setelah Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di sana, tidak lama kemudian perbekalan yang mereka bawa habis.
Sedangkan Ismail yang masih bayi terus menangis karena merasa lapar. Siti hajar menjadi bingung dan kalut karena air susunya kering akibat dirinya sendiri juga merasa haus dan lapar. Karena bingung, Siti Hajar kemudian lari kesana kemari untuk mencari air dari bukit Shafa ke Marwah hingga tujuh kali.
Dari cerita tersebutlah hingga saat ini salah satu tata cara pelaksanaan ibadah haji adalah berlari-lari kecil dari bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali mengikuti jejak Siti Hajar yang kebingungan mencari air untuk Ismail yang masih bayi.
Setelah berlarian kesana kemari dan tidak menemukan sumber air apapun, akhirnya Siti Hajar mulai kelelahan. Ismail terus menangis dan menghentakkan kakinya. Lalu kemudian muncul sumber air di dekat kaki Ismail yang membuat Siti Hajar senang dan berseru, “Zamzam!” yang artinya adalah berkumpulah.
Sejarah Berkurban
Setelah selang berapa lama terjadilah cerita yang akhirnya menjadi sejarah qurban. Cerita tersebut dimulai pada saat Ismail sudah tumbuh dan Nabi Ibrahim sudah bertemu kembali dengan anak dan istrinya.
Setelah Ismail tumbuh lebih besar menjadi anak yang cerdas, berbudi baik dan soleh, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi dan diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangannya. Tentu saja Nabi Ibrahim menjadi sedih karena hal itu.
Akan tetapi, Nabi Ibrahim tetap menyampaikan perintah dari Allah yang ada di mimpinya tersebut kepada putranya Ismail dan meminta pendapatnya mengenai perintah tersebut. Mendengar hal tersebut Ismail tanpa ragu menerima perintah dari Allah SWT.
Hingga akhirnya sampailah di hari penyembelihan Ismail. Nabi Ibrahin telah mempersiapkan sebilah pedang yang diasahnya cukup tajam agar nantinya tidak menyakiti Ismail ketika dirinya disembelih. Diletakkannya pedang tersebut di leher Ismail dalam keadaan telungkup.
Ketika Nabi Ibrahim hendak memotong leher Ismail, digantikanlah Ismail dengan seekor domba oleh malaikat Jibril. Selesai sudah ujian yang diberikan oleh Allah SWT untuk menguji ketaatan dan keikhlasan dari Nabi Ibrahim dan Ismail.
Dari sanalah kemudian diturunkannya perintah berqurban setiap tahun di saat hari raya Idul Adha atau saat pelaksanaan haji dan merupakan sejarah qurban yang perlu kita ketahui.
Sejarah Qurban dari Masa ke Masa
Tidak hanya cerita dari Nabi Ibrahim dan Ismail saja yang menjadi sejarah berqurban bagi umat muslim. Ternyata perintah untuk berqurban juga sudah ada sejak jaman Nabi Adam AS. Lalu bagaimanakah kisahnya? Simak cerita dari sejarah berkurban berikut ini:
Nabi Adam AS
Di masa Nabi Adam, kedua anak beliau yang bernama Habil dan Qabil diperintahkan untuk mempersembahkan qurban yang akhirnya persembahan qurban dari Habil yang diterima sedangkan Qabil tidak.
Nabi Idris AS
Kaum Nabi Idris merayakan hari raya pada waktu tertentu yang untuk merayakannya mereka juga berkurban pada saat terbenamnya matahari dan saat melihat hilal.
Nabi Nuh AS
Selanjutnya ada sejarah qurban dari Nabi Nuh AS. Setelah peristiwa banjir besar, Nabi Nuh kemudian meletakkan qurban ditempat tertentu kemudian dibakar.
Nabi Musa AS
Setelah cerita berkurban dari Nabi Ibrahim ada pula cerita berkurban dari Nabi Musa AS. Akan tetapi, cara berqurban di masa Nabi Musa berbeda. Cara berkurban yang dilakukan di masa Nabi Musa ada dua cara, yaitu melepaskan sebagian hewan qurban yang dimiliki kemudian sebagiannya lagi disembelih.
Qurban Bani Israil
Ternyata sejarah qurban juga sudah dilakukan sejak zaman umat Bani Israil. Jaman dahulu, jika ada salah satu dari mereka yang berkurban kemudian muncul api berwarna putih yang membakar qurban tersebut, artinya qurban tersebut diterima. Akan tetapi, jika tidak ada api yang muncul berarti qurban tersebut tidak diterima.
Nabi Zakaria dan Yahya AS
Nabi Zakaria dan Yahya merupakan nabi dari Bani Israil. Di jaman keduanya ada juga yang namanya qurban. Ada dua bentuk qurban yang biasa mereka siapkan, yaitu binatang dan barang-barang. Kemudian barang tersebut dibakar dengan api.
Bangsa Yahudi dan Nasrani
Kemudian ada juga sejarah qurban pada bangsa Yahudi maupun Nasrani adalah sebagai bentuk pengorbanan untuk mengingat-ingat kesalahan yang pernah mereka lakukan. Mereka berkurban dengan menyembelih kambing dan sapi jantan yang sehat dan tidak cacat.
Abdul Muthalib
Abdul Muthalib adalah kakek dari Rasulullah SAW. Pada zaman dahulu Abdul Muthalib harus berkurban hingga 100 ekor unta untuk menggantikan nazarnya yang akan mengorbankan anak terakhirnya, yaitu Abdullah.
Nabi Muhammad SAW
Nabi kita yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW ternyata juga pernah melaksanakan qurban di waktu Haji Wada setelah shalat di Mina. Beliau berqurban dengan seratus ekor unta yang dimana 70 diantaranya beliau sembelih sendiri dan 30 sisanya disembelih oleh Ali bin Abu Thalib.
Dari beberapa sejarah qurban di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah qurban merupakan bentuk keikhlasan dan ketaatan kita terhadap Allah SWT.